PPSD.or.id – Menyikapi kemarau panjang Pondok Pesantren Sunan Drajat (PPSD) lakukan Sholat Istisqo’. (12/10/2018)
Kebutuhan masyarakat akan air di tengah kemarau panjang kali ini semakin mengkhawatirkan dengan mengeringnya sumber mata air di beberapa wilayah di Indonesia.
Hal tersebut tidak luput dari perhatian pengasuh PPSD, beliau Prof. DR(HC) KH. Abdul Ghofur memberi mandat kepada pengurus PPSD agar seluruh Santriwan maupun Santriwati melaksanakan sholat istisqo’ berjamaah.
sholat istisqo’ yang ketiga kali ini dilakukan di PPSD setelah jamaah Sholat Jum’at pada pukul 13:05 WIB di lapangan sebelah timur gedung auditorium PPSD. Cuaca yang amat terik sempat menjadi kendala dan padamnya lampu juga menjadi penyebab utama santri terlambat datang ke lokasi karena mencari air wudlu terlebih dahulu.
Sebelum sholat istisqo’ dilaksanakan, Bapak H. Ainur Rofiq yang bertindak sebagai Imam sekaligus Khotib sholat istisqo’ kali ini memimpin Sholat Ghoib terlebih dahulu yang ditujukan untuk Alm. KH. Agus Imam Sayrozi, pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Muta’allimin Sawahrejo Moropelang Babat Lamongan yang wafat pada tanggal 11/10/2018 kemarin, dengan dimuqoddimahi dan dibilali oleh Bapak M. Rodli semakin menjadikan Sholat ini semakin khusyu’ karena sebelum melaksanakan sholat, beliau memberi arahan bagaimana tata cara dan niat sholat istisqo’ yang baik dan benar, yakni pada rakaat pertama, takbir sebanyak 7 kali dan rakaat kedua, takbir sebanyak 5 kali. Surat yang dibaca di rakaat pertama adalah Al-a’la dan al-insyiroh pada rakaat kedua.
Sholat istisqo’ ini selain bertujuan untuk meminta diturunkan nya hujan, juga sebagai wujud bentuk syukur kepada Allah SWT. karena di pesantren masih diberi kecukupan air untuk para santri, sekaligus sebagai proses untuk mempraktekkan pelajaran ilmu fiqih yang diajarkan di Madrasah Diniyah PPSD.
Dalam khutbah kali ini, Bapak H. Ainur Rofiq mengingatkan jamaah akan kejadian alam yang mulai melanda karena banyaknya manusia yang tidak taat lagi kepada Allah, mungkin fenomena-fenomena itu sebagai wujud teguran kepada hamba-Nya yang mulai lalai akan perintah-Nya.
Hal ini juga pernah terjadi pada masa Nabi Musa yang pada saat itu banyak dari kaumnya yang melakukan kemaksiatan, hasud, dan fitnah yang merajalela. Bahkan pada masa sebelum Rasulullah juga hal yang sama terjadi, tersumbatnya sumber mata air Zamzam karena rusaknya moral manusia pada masa itu sehingga menjadikan Allah murka.
Terjadinya bencana berupa gempa di Indonesia kemarin juga salah satu wujud peringatan dari Allah karena banyaknya kemaksiatan yang merajalela. Jika banyak manusia yang melakukan kebaikan dan mau bertobat serta mau bertafakkur, maka Allah akan memberikan berkah dan perlindungan-Nya di langit dan bumi.
Rahmat Allah diturunkan kepada manusia yang taat pada tuhannya, begitupula rahmat ilmu akan Allah turunkan apabila santriwan maupun santriwati yang taat pada kiai, ustadz dan pengurusnya.
Sholat istisqo’ kali ini berjalan lancar dan diakhiri dengan bersalaman antar santri satu dengan yang lainnya sebagai tanda saling memaafkan. Semoga Allah segera menurunkan hujan dengan penuh berkahnya. Aamiin…