Ketika Malaikat Mencabut Ruh Orang Beriman
Teks: A h z a y
Apabila seorang mukmin dicabut nyawanya. Maka ia akan diperlakukan dengan halus dan santun. Sebab Allah SWT pun memuliakan orang-orang beriman dengan kalimat-kalimat yang santun lagi lemah lembut.
Sebagaimana yang diinformasikan oleh Firman-Nya:
(يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئِنَّةُ (٢٧) ٱرۡجِعِيٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةٗ مَّرۡضِيَّةٗ (٢٨) فَٱدۡخُلِي فِي عِبَٰدِي (٢٩) وَٱدۡخُلِي جَنَّتِي (٣٠
“ Wahai jiwa yang tenang!. Kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang ridho lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku” (QS. al-Fajr: 27-30)
Ibnu Zaid berata, “Kalimat pada ayat ini diucapkan kepada jiwa orang beriman saat ruhnya dicabut dari jasad. Ada juga yang mengatakan saat mereka dibangkitkan kembali atau saat mereka akan masuk ke dalam surga.”[1]
Allah SWT menyapa ruh orang-orang beriman dengan panggilan ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئِنَّةُ (jiwa yang tenang) karena mereka tidak menyimpan keraguan dalam hati. Tidak juga perasaan gundah. Mereka selalu mengisi relung hati dengan mengingat Allah kerena hanya dengan mengingat Allah (baca: dzikir) hati menjadi tentram.[2]
Sebagaimana yang diinformasikan oleh Allah SWT dalam Firman-Nya:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ ٢٨
“ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS. ar-Ra’du: 28)
Selain perlakuan yang santun dari Allah dan para malaikat, ruh orang beriman juga mengeluarkan aroma wangi hingga tercium oleh para penghuni langit.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Apabila ruh seorang hamba beriman keluar dari jasadnya, dia dijemput oleh dua malaikat yang membawanya ke langit. Disebutkan bahwa aroma ruh itu sewangi kesturi sehingga penduduk langit berkata, ‘Ruh yang baik datang dari bumi. Allah bersholawat atasmu, serta jasad yang engkau tinggali.’ Ruh itu pun dibawa menghadap Rabbnya. Allah SWT berkata, ‘Antarkan dia ke tempatnya di sisi Sidratul Muntaha hingga Hari Kiamat” (HR. Muslim)
Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan kasih sayang dari Sang Maha Penyanyang.
Wallahu A’lam
[1] Abu Hayyan Muhammad al-Andalusi, Tafsir al-Bahrun Muhith
[2] Hudzalifah Ismalil, Mesin Waktu Al-Qur’an