Beranda Berita Musyawarah LBM: Najis dan Cara Menghilangkannya

Musyawarah LBM: Najis dan Cara Menghilangkannya

98
0

فتح القريب المجيب  ص 9

 فصل : في بيان النجاسات وإزالتها. وهذا الفصل مذكور في بعض النسخ قبيل كتاب الصلاة، والنجاسة لغة الشيء المستقذر. وشرعاً كل عين حرم تناولها على الإطلاق حالة الاختيار مع سهولة التمييز لا لحرمتها ولا لاستقذارها، ولا لضررها في بدن أو عقل، ودخل في الإطلاق قليل النجاسة وكثيرها، وخرج بالاختيار الضرورة، فإنها تبيح تناول النجاسة، وبسهولة التمييز أكل الدود الميت في جبن أو فاكهة، ونحو ذلك وخرج بقوله لا لحرمتها ميتة الآدمي، وبعدم الاستقذار المني ونحوه، وبنفي الضرر الحجز والنبات المضر ببدن أو عقل. ثم ذكر المصنف ضابطاً للنجس الخارج من القبل والدبر بقوله (وكل مائع خرج من السبيلين نجس) هو صادق بالخارج المعتاد كالبول والغائط، وبالنادر كالدم والقيح. (إلا المني) من آدمي أو حيوان غير كلب وخنزير، وما تولد منهما أو من أحدهما مع حيوان طاهر، وخرج بمائع الدود، وكل متصلب لا تحيله المعدة، فليس بنجس بل يطهر بالغسل، وفي بعض النسخ، وكل ما يخرج بلفظ المضارع وإسقاط مائع (وغسل جميع الأبوال والأرواث) ولو كانا من مأكول اللحم (واجب) وكيفية غسل النجاسة إن كانت مشاهدة بالعين، وهي المسماة بالعينية تكون بزوال عينها، ومحاولة زوال أوصافها من طعم أو لون أو ريح، فإن بقي طعم النجاسة ضر أو لون أو ريح، عسر زواله لم يضر، وإن كانت النجاسة غير مشاهدة، وهي المسماة بالحكمية فيكفي جري الماء على المتنجس بها، ولو مرة واحدة ثم استثنى المصنف من الأبوال قوله (إلا بول الصبي الذي لم يأكل الطعام) أي لم يتناول مأكولاً ولا مشروباً على جهة التغذي (فإنه) أي بول الصبي (يطهر برش الماء عليه) ولا يشترط في الرش سيلان الماء، فإن أكل الصبي الطعام على جهة التغذي غسل بوله قطعاً، وخرج بالصبي الصبية والخنثى فيغسل من بولهما، ويشترط في غسل المتنجس ورود الماء عليه إن كان قليلاً، فإن عكس لم يطهر أما الكثير فلا فرق بين كون المتنجس وارداً أو موروداً

(PASAL)

Penjelasan tentang Najis dan cara menghilangkannya. Pasal ini pada sebagian naskah kitab yang lain, disebutkan sebelum penjesalan Kitab Sholat.

Najis secara bahasa adalah seuatu yang menjijikkan, sedang Najis menurut istilah Syara’ adalah

Setiap benda yang haram memakannya secara mutlak dalam kondisi normal (ikhtiyar) beserta mudahnya untuk membedakan, bukan karena sifat mulianya, bukan karena sifat jijiknya, bukan sebab bahyanya pada badan atau akal. Tercakup dalam qoyid mutlak yaitu najis yang sedikit dan yang banyak. Terkecuali dari qoyid ikhtiyar adalah pada keadaan darurat, karena dalam keadaan darurat bisa memperbolehkan memakan benda najis. Terkecuali dari qoyid (mudahnya membedakan) yaitu ulat yang mati didalam keju atau buah-buahan atau sejenisnya. Terkecuali dari ucapan Mushonif berupa ucapan (bukan karena sifat mulianya) yaitu mayat seorang manusia. Dan Terkecuali dari qoyid (bukan karena menjijikkan) yaitu mani dan sejenisnya. Terkecuali dari qoyid (membahayakan) yaitu batu dan dedaunan yang membahayakan pada badan dan akal. kemudianMushonnif menyebutkan batas dari najis yang keluar dari jalan depan (qubul) dan jalan belakang (dubur) dengan ucapan {setiap benda cair yang keluar dari dua jalan adalah najis} mencakup benda cair yang keluar dalam keadaan biasanya semisal air kencing dan tinja dan juga mencakup benda cair yang keluar dengan jarang seprti darah dan nanah {kecuali mani}dari manusia atau dari hewan selain anjing dan baibi dan selain hewan yang keluar dari keduanya atau dari salah satunya beserta hewan yang suci. Terkecuali dari qoyid cair yaitu cacing (kremi) dan setiap benda padat yang tidak berubah oleh adanya proses pencernaan usus besar, maka ia bukanlah benda najis, akan tetapi mutanajis (benda yang terkena najis) dan bisa suci lagi dengan dicuci.

{Membasuh keseluruhan air kencing dan kotoran} walaupun dari hewan yang boleh dimakan dagingnya {adalah wajib. Tatacara membasuh najis, Jika najisnya bisa kelihatan oleh mata yaitu najis ‘ainiyah maka dengan  menghilanghkan benda/ ‘ainnya, maksudnya hilangnya sifat-sifatnya berupa rasa, warna dan baunya. Jika rasa najis masih ada, maka membahayakan dan jika warna dan bau yang sulit dihilangkan itu masih ada, maka tidak membahayakan. Dan jika najisnya berupa najis yang tidak terlihat oleh mata yaitu najis hukmiyah, maka cara menghilangkannya cukup dengan megalirkan air pada benda yang terkena najis hukmiyah tersebut walau hanya sekali. Kemudian Mushonif mengecualikan dari perkatan dari seluruh air kencing {kecuali air kencing anak kecil laki-laki yang belum memakan makanan} yaitu tidak memakan makanan dan minuman untuk dibuat kekuatan. Karena sesungguhnya {air kencing anak kecil tersebut} itu bisa suci dengan memercikkan air pada tempatnya. Dan mengalirnya air itu tidak disyaratkan pada pemercikan air tersebut. Jika anak kecil laki-laki tersebut telah memakan makanan guna dibuat kekuatan, maka air kencingnya wajib dibasuh dengan air. Dan terkecuali dari ank kecil laki-laki adalah anak kecil perempuan dan anak kecil yang memiliki kelamin ganda, maka air kencing keduanya wajib dibasuh. Disyaratkan dalam pembasuhan benda najis datangnya air pada benda yang terkena najis tersebut jika airnya sedikit, dan jika dilakukan terbalik, maka benda tersebut tidak suci. Jika airnya banyak, maka tidak ada perbedaan antara air tersebut yang mendatangi (benda yang terkena najis) atau yang didatangi (benda yang terkena najis).

PERTANYAAN DARI FAN NAHWU DAN SHOROF

  • Pertanyaan

وهذا الفصل مذكور في بعض النسخ قبيل كتاب الصلاة… pada lafadz  قبيل bermakna apa dan mengikuti wazan apa ?

  • Jawaban

Lafadz  قُبَيْلُ asalnya dari lafadz قَبْلُ yang ditashghir dengan ketentuan, huruf awalnya didhommah, huruf kedua difathah dan huruf setelah huruf kedua ditambah dengan ya’ yang disukun, yang juga dinamakan ya’ tahghir, sedangkan salah satu faidahnya untuk mendekatkan (masa), seperti contoh lafadz diatas قَبْلُ  menjadi قُبَيْلُ.

Marji’ dan Ibarat

(جامع الدروس العربية للغلايينى – (ج 1 / ص 206

  • Pertanyaan

Lafadz  وبنفي الضرر الحجر والنبات المضر ببدن أو عقل…. huruf  ba’ pada lafadz بنفي berfaidah apa?

 Jawaban

Faidahnya huruf jer ba’ pada lafadz diatas lit ta’diyah, karena adanya lafadz khoroja yang tersimpan dari lafadz tersebut.

Marji’ dan Ibarat

(شرح ابن عقيل – (ج 2 / ص 22

  • Pertanyaan

ودخل في الإطلاق قليل النجاسة …    huruf jar في yang terdapat pada lafadz في الإطلاق talluqnya kembali ke lafadz apa ?

  • Jawaban

Ta’alluqnya kembali ke lafadz دَخَلَ.

Marji’ dan Ibarat

(قواعد الإعراب للشيخ يوسف بن عبد القادر البرناوي (ص: 3

وَعَلِّقِ الظَّرْفَ وَمَا ضَهَاهُ

مِنْ مَصْدَرٍ اَوْ وَصْفٍ اَوْ مُؤَوَّلٍ

بِالْفِعْلِ أَوْمَا يَحْتَوِيْ مَعْنَاهُ

وَالْخُلْفُ فِي نِعْمَ وَ بِئْسَ يَنْجَلِيْ

  PERTANYAAN DARI FAN FIQIH

  • Pertanyaan:

Jika ada orang memakan Babi / Anjing Apakah mulutnya masih diwajibkan dibasuh 7 kali basuhan ?

  • Jawaban

Mulutnya wajib dibasuh 7 kali dan dicampur debu.

Sedangkan mengenai sesuatu yg dari dubur atau qubulnya orangg yang memakan najis mugholadhoh maka di tafsil sebagai berikut :

  • Wajib di basuh 7x dan dicampur dgn debu bila yg di makan berupa sesuatu yg tdk mungkin berubah /todak jadi kotoran seperti tulang dan rambut / bulu walaupun keluarya sudah tidak berupa tulang dan rambut lagi.
  • Tidak wajib di basuh 7x dan di campuri debu bila yang di makan berupa sesuatu yg berubah menjadi kotoran seperti daging walaupun keluarnya tetap berupa daging.

Marji’ dan Ibarat

(أسنى المطالب  – (ج 1 / ص 114)

 نهاية المحتاج ١/٢٥٤

الشرقاوي ١/١١٨-١١٩

بغية المسترشدين ص : ٢٢

  • Pertanyaan:

Apa perbedaan antara Wadli, Madli, dan Mani?

  • Jawaban

Perbedaannya adalah:

  • Mani : Cairan yang keluar dari alat kelamin dengan ciri-ciri; berwarna putih, memancar (muncrat) saat keluar, keluarnya dengan syahwat, dan akan terasa lemas setelah keluar.
  • Madzi : Cairan yang keluar dari alat kelamin dengan ciri-ciri; berwarna putih, encer dan lengket, dan keluarnya ketika bergejolaknya syahwat, namun syahwatnya belum sempurna (memuncak).
  • Wadi : Cairan yang keluar dari alat kelamin dengan ciri-ciri; berwarna putih, kental dan keruh, biasanya keluar setelah kencing atau ketika membawa barang yang berat.

Sedangkan Perbedan hukumnya adalah:

  1. Keluarnya mani mewajibkan mandi besar, namun tidak mewajibkan wudhu, dan mani dihukumi sebagai benda yang suci.

Keluarnya mani mewajibkan mandi besar besar jika ditemui salah satu dari 3 tanda berikut ini:

  1. Terasa enak saat keluar, karena keluarnya saat syahwat telah memuncak.
  2. Keluarnya memancar, maksudnya keluar sedikit demi sedikit.
  3. Ketika masih basah baunya seperti adonan roti atau mayang kurma, sedangkan jika sudah kering baunya seperti putih telur.

Jadi warna putih dan lemasnya badan saat keluar bukanlah ciri-ciri utama mani, namun kebanyakan memang warnanya putih dan terasa lemas saat keluar.

  1. Hukum madzi dan wadi sebagaimana hukumnya air kencing, keduanya membatalkan wudhu dan dihukumi najis.

Marji’ dan Ibarat

كفاية الأخيار في حل غاية الإختصار – (ج 1 / ص 37) المكتبة الشاملة الاصدار الثاني

التقريرات السديدة في المسائل المفيدة(قسم العبادات ص 115-116) دار الميرث النبوي

  • Pertanyaan:

وخرج بالإ ختيار الضرورة.. cakupan / batas dari dlorurot seperti apa?

  • Jawaban

Dhorurot adalah sampainya seseorang pada batas yang jika dia tidak memakan sesuatu yang dilarang maka dia akan rusak (mati) atau mendekati kerusakan.

Marji’ dan Ibarat

حاشية الباجوري (ج 1 / ص 92) الحرمين

الموسوعة الفقهية الكويتية – (ج 1 / ص 10106)

  • Pertanyaan:

أكل الدود الميت في جبن  makna dari lafadz جبن mengandung makna apa?

  • Jawaban

Maknanya adalah keju.

Marji’ dan Ibarat

المنجد في اللغة والأعلام (ص 78) دار المشرق

(القاموس المُنَوِّرْ (اللغة العربية – الإندونسية) (ص : 166

الْجُبْنُ والْجُبُنُّ : Keju

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini