Beranda Berita Musyawaroh LBM: Kefardluan Mandi

Musyawaroh LBM: Kefardluan Mandi

182
0

وفرائض الغسل

فتح القريب المجيب ص 7

(فصل): وفرائض الغسل ثلاثة أشياء. أحدها (النية) فينوي الجنب رفع الجنابة أو الحدث الأكبر ونحو ذلك، وتنوي الحائض أو النفساء رفع حدث الحيض أو النفاس، وتكون النية مقرونة بأول الفرض، وهو أول ما يغسل من أعلى البدن أو أسفله، فلو نوى بعد غسل جزء وجب إعادته (وإزالة النجاسة إن كانت على بدنه) أي المغتسل وهذا ما رجحه الرافعي وعليه فلا تكفي غسلة واحدة عن الحدث والنجاسة، ورجح النووي الاكتفاء بغسلة واحدة عنهما، ومحله ما إذا كانت النجاسة حكمية، أما إذا كانت النجاسة عينية وجب غسلتان عندهما (وإيصال الماء إلى جميع الشعر والبشرة) وفي بعض النسخ بدل جميع أصول، ولا فرق بين شعر الرأس وغيره، ولا بين الخفيف منه والكثيف، والشعر المضفور إن لم يصل الماء إلى باطنه إلا بالنقض وجب نقضه، والمراد بالبشرة ظاهر الجلد، ويجب غسل ما ظهر من صماخي أذنيه ومن أنف مجدوع، ومن شقوق بدن، ويجب إيصال الماء إلى ما تحت القلفة من الأقلف، وإلى ما يبدو من فرج المرأة عند قعودها لقضاء حاجتها، ومما يجب غسله المسربة، لأنها تظهر في وقت قضاء الحاجة، فتصير من ظاهر البدن

 

Pasal: fardlunya mandi itu ada tiga

  1. Niat, Orang yang junub niat menghilangkan hadats besar dan yang sejenisnya. Wanita yang haidh niat menghilangkan hadats haidh dan wanita yang nifas niat menghilangkan nifas. Niat harus bersamaan dengan permulaan fardlu. Permulaan fardlu adalah permulaan anggota badan yang dibasuh, mulai dari bagian atas (anggota badan) atau dari bawah. Jika seseorang yang mandi melakukan niat setelah membasuh bagian dari anggota tubuh maka wajib mengulangi.
  2. Menghilangkan najis jika berada pada badannya (orang yang mandi), ini adalah pendapat yang diunggulkan oleh Imam Rofi’i, maka tidak cukup satu basuhan untuk hadats dan najis. Sedangkan berpijak dari pendapat tersebut, Imam Nawawi mengunggulkan dengan pendapat manganggap cukup satu basuhan untuk keduanya (hadats dan najis), dengan demikian itu ketika najisnya berupa najis hukmiyah. Adapun ketika najisnya berupa najis ainiyah maka wajib dua kali basuhan menurut kedua Imam tersebut.
  3. Mengalirkan air ke seluruh rambut dan kulit, dan pada sebagian naskah kitab yang lain dengan sebagai ganti kata “jami’u ushul” (seluruh akar rambut) dan tidak perbedaan antara rambut kepala dan rambut yang lainnya, dan tidak antara rambut yang jarang dengan yang lebat. Dan rambut yang dikuncir, jika air tidak bisa sampai dalam kunciran tersebut kecuali dengan melepasya maka wajib untuk melepasnya. Yang dimaksud dengan al-basyarah (kulit) adalah kulit bagian luar. Wajib membasuh kedua lubang telinga, hidung yang terpotong (Geruwung; dalam bahasa jawa) dan sela-sela badan. Dan wajib mendatangkan air kebawah kuluf dari orang yang masih mempunyai kuluf (orang yang belum dikhitan) dan pada bagian farji perempuan yang kelihatan ketika duduk saat buang air. Yang juga termasuk anggota yang wajib dibasuh adalah anus (Bol; dalam bahasa jawa) karena ia kelihatan pada saat buang air, maka termasuk anggota luar.

 

Pertanyaan Fan Nahwu Dan Shorof

  • Pertanyaan:

Huruf wawu yang terdapat pada kalimat وهو أول ما يغسل من أعلى البدن أو أسفله termasuk wawu apa?

  • Jawaban:

Termasuk wawu haliyah, bisa juga dinamakan wawu ibtida’

Marji’ dan Ibarat

الفية ابن مالك ص 32

  • Pertanyaan

Lafadz أعلى apakah termasuk isim jamid atau musytaq?

  • Jawaban

Lafadz ini termaasuk dari isim Musytaq karena tercetak dari fi’il berupa lafadz عَلَا – يَعْلُو – عُلُوًّا  yang kemudian dijadikan af’al/ isim tafdhil menjadi أعلى .

Marji’ dan Ibarat

جامع الدروس العربية للغلايينى – (ج 1 / ص 158)

  • Pertanyaan

Pada kalimat ورجح النووي الاكتفاء بغسلة واحدة عنهما mana ta’alluq dari lafadz بغسلة dan lafadz عنهما ?

  • Jawaban

Ta’alluqnya lafadz بغسلة adalah lafadz الاكتفاء , dan ta’alluqnya lafadz عنهما adalah lafadz بغسلة .Ket: Dhorof dan jar majrur (huruf jar dan isim yang dijarkan harus ta’alluq (berhubungan) dengan fi’il atau lafadz yang mengandung arti fi’il (mashdar, isim sifat, dan isim yang dita’wil dengan isim sifat.

  Marji’ dan Ibarat

قواعد الاعراب ص 3

PERTANYAAN DARI FAN FIQIH

  • Pertanyaan:

Apakah sudah dianggap cukup melakukan mandi untuk hadats nifas menggunakan niat untuk hadats haidh?

  • Jawaban:

Ada khilaf diantara Ulama’, tidak sah Menurut Imam Ibnu Rif’ah sedangkan menurut Imam Isna’i dianggap sah

Marji’ dan Ibarat

كفاية الأخيار في حل غاية الإختصار – (ج 1 / ص 39)

  • Pertanyaan

Apa pengertian dari mandi secara bahasa dan dan istilahm serta apa faedah dari mandi?

  • Jawaban
  1. Pengertian Mandi
  • Mandi menurut bahasa adalah mengalirkan air kepada sesuatu secara mutlak
  • Secara istilah (syara’) adalah mengalirkan air keseluruh badan dengan niat tertentu
  • Hikmah mandi adalah untuk membersihkan diri (lit tandhif), untuk menyegarkan badan (litabarrud), memberikan rasa semangat (linnasyath), (lil quwah alal badan) untuk mengembalikan kekuatan badan dan masih banyak lagi yang lainnya.

Marji’ dan Ibarat

فتح القريب المجيب لابن قاسم الغزي – ص 6

الفقه الإسلامي وأدلته – (ج 1 / ص 404)

حكمة التشريع وفلسفته (الحرمين: ج 1/ ص 104)

  • Pertanyaan

Apa alasan pendapat Imam Nawawi yang sudah menganggap cukup dengan satu basuhan untuk hadats dan najis hukmiyah?

  • Jawaban

Sebenarnya munculnya khilaf antara Imam Rofi’i dan Imam Nawawi bersumber pada pendapat mereka tentang apakah air memiliki kekuatan dalam menghilangkan hadats sekaligus najis dalam sekali basuhan/ satu siraman. Imam Nawawi menganggap bahwa air memiliki kekuatan untuk mengangkat keduanya akan tetapi pada najis yang hukmiyah bukan yang ainiyah. Dan dari kitab sendiri tentang pembahasan (menghilangkan najis) itu berbeda-beda penetapannya, dalam kitab fathul mu’in menghilangkan najis termasuk kesunahan sebelum mandi, dalam kitab Kifayatul Akhyar, menghilangkan najis termasuk syarat mandi, sedangkan dalam fathul qorib sendiri termasuk fardlu mandi. Dan semuanya terjawab dalam kitab I’anatut Tholibin, bahwa tarjih dari Imam Nawawi adalah yang tercantum dalam kitab Fathul Mu’in, yaitu bahwa fardlu mandi ada dua, niat dan meratakan air ke seluruh anggota badan, sedangkan yang terdapat dalam kitab fathul qorib yang mengatakan fardlu mandi ada tiga, menyertakan izalah an-najasah (menghilangkan najis)adalah tarjih dari Imam Rofi’i, sedangkan dalam kitab Kifayatul Akhyar yang mengatakan bahwa izalah an-najasah adalah syarat, dihubungkan dengan najis ainiyah. Dan jika berupa najis hukmiyah maka termasuk sunah-sunah mandi seperti dalam keterangan kitab fathul mu’in.

Marji’ dan Ibarat

كفاية الأخيار في حل غاية الإختصار – (ج 1 / ص 39)

فتح المعين – (ج 1 / ص 90)

فتح القريب المجيب لابن قاسم الغزي – (ج 1 / ص 13)

إعانة الطالبين – (ج 1 / ص 90)

إعانة الطالبين – (ج 1 / ص 92)

  • Pertanyaan

Sebutkan dalil-dalil tentang mandi baik dari Al-Qur’an, Hadits dan Ijma’?

  • Jawaban

Dari Al Qur’an

قال تعالى : إن الله يحب التوابين ويحب المتطهرين

قال الله تعالى: {ولا تقربوهن حتى يطهرن فإذا تطهرن فاتوهن من حيث أمركم الله}

Dari Hadits

{إذا التقى الختانان أو مس الختان الختان وجب الغسل فعلته أنا ورسول ا لله صلى الله عليه وسلم فاغتسلنا}

قوله صلى الله عليه وسلم: {إنما الماء من الماء}. رواه مسلم

وعن عائشة رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: {إذا أقبلت الحيضة فدعي الصلاة فإذا ذهب قدرها فاغسلي عنك الدم وصلي} رواه الشيخان، وفي رواية البخاري: {ثم اغتسلي وصلي}

Dari Ijma’

Kalau dari ijma’, bahwasanya hal kewajiban mandi sudah disepakati para Ulama’

Marji’ dan Ibarat

كفاية الأخيار في حل غاية الإختصار – (ج 1 / ص 38)

كفاية الأخيار في حل غاية الإختصار – (ج 1 / ص 37)

كفاية الأخيار في حل غاية الإختصار – (ج 1 / ص 37)

كفاية الأخيار في حل غاية الإختصار – (ج 1 / ص 38)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini