PPSD.or.id – (01/02/2019)
Pondok Pesantren Sunan Drajat (PPSD) menjadi tuan rumah acara Pembukaan Pelatihan Kader Lanjut (PKL) dari salah satu Organisasi Eksternal Kampus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tingkat cabang Lamongan.
Acara pembukaan PKL ini menghadirkan KH. Nuril Huda, salah satu dari 13 Pendiri PMII yang masih hidup saat ini dan Prof. DR. KH. Abdul Ghofur, pengasuh PPSD.
Dalam sambutan Ketua Panitia PKL, Syamsuddin dari PC. PMII Lamongan memohon dukungan dan bantuan agar dapat menjalankan acara PKL ini dengan lancar dan dapat menyelesaikan periode kepengurusan PC. PMII ini dengan baik. Jumlah peserta PKL PC. PMII Lamongan ini adalah 24 peserta dari berbagai macam Komisariat di Jawa Timur. Acara ini dihadiri oleh IKA PMII (Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Lamongan, Perwakilan dari tiap komisariat se-Jawa Timur, Ketua Umum PKC. PMII se-Jawa Timur dan Ketua Korps PMII Putri (KOPRI) se-Jawa Timur dan se-Lamongan.
“Karena PMII berkomitmen akan tetap melakukan kaderisasi sampai ke jenjang yang lebih tinggi, maka diadakanlah PKL ini yang dilakukan setelah anggota PMII mengikuti Pelatihan Kader Dasar (PKD) agar dapat semakin membentuk kader-kader yang lebih baik. PMII ini pun berdiri untuk menampung mahasiswa Nahdliyyin di ranah perguruan tinggi, nilai-nilai keislaman dan kajiannya yang islami ditanamkan dengan erat sekali di PMII ini dan apa yang PMII lakukan sampai hari ini merupakan suatu bentuk untuk kebaikan negara. Maka dari itu, dari PKL inilah untuk menyiapkan kader-kader yang hebat” ujar Sahabat Abdul Ghani, ketua PKC. PMII Jawa Timur dalam sambutannya kemarin. (01/02/2019)
Dalam sambutan Prof. DR. KH. Abdul Ghofur, pengasuh PPSD berpesan kepada peserta yang hadir agar apabila memilih ketua, PMII harus mengutamakan lulusan pondok pesantren, kalau bisa dari PPSD sendiri, kalau tidak bisa yang penting pemimpin itu sudah pernah mondok. Selain itu, Pengasuh juga berpesan agar PMII tidak sering unjuk rasa karena unjuk rasa itu bukan menyelesaikan masalah akan tetapi malah menjadikan sumber masalah itu.
KH. Nuril Huda pun dalam memberikan sambutannya sangat bersemangat karena beliau merasa seolah beliau masih merasakan bagaimana perjuangannya dalam mendirikan PMII itu bersama 12 sahabatnya. “PMII ini didirikan untuk mewadahi anak muda berbasis Ahlussunnah wal-Jama’ah dengan nilai-nilai keislaman maupun nilai dasar pergerakan dan tradisi Islam Indonesia. Hidup ini adalah penuh perjuangan, kata Kitab Idhotun Nasyi’in. Hidup ini aqidatun wa jihadun, hidup ini adalah akidah dan perjuangan. Namun sayang sekali, banyak manusia yang tidak tahu bagaimana arti perjuangan itu. Zaman kemajuan adalah saat ini, kalau kita tidak cerdas maka kita yang akan tergerus dan ketinggalan zaman. Serta disiplinlah dalam waktu, karena kitalah yang mengatur waktu bukan kita yang diatur waktu. Kalau seandainya PMII itu hanyalah sekedar organisasi biasa, sudah pasti tergusur dan tergerus zaman. PMII bukanlah organisasi biasa, tapi PMII adalah organisasi yang luar biasa”, jelas beliau dengan semangat membara.