Tidak hanya pandai membaca lingkungannya, ternyata santri juga mampu mengatasi adanya persoalan yang ada, Santri Sunan Drajat lagi-lagi menyabet juara 1, tak seperti biasanya, kali ini bukan hanya seni bela diri yang dimenangkan tetapi ajang kompetisi bergengsi yang diadakan oleh produsen gadget lokal, Axioo dalam ajang Habibie Festival 2017 untuk seluruh siswa SMK binaan Axioo se-Indonesia. Ananda Ahmad Fajrul Falaah (16), adalah seorang santri yang memiliki bakat IT yang cukup mengagumkan dan patut dikembangkan lagi, yang duduk di bangku SMK kelas XII TKJ Axioo, asal Sukodadi Lamongan berhasil memenangkan Lomba Mobile Apps pada acara Axioo Skill Contest, yang diadakan di Jakarta pada tanggal 7-13 Agustus 2017, diikuti lebih dari 1.750 siswa terdaftar dari 200 sekolah menengah kejuruan se-Indonesia. Ada berbagai kategori yang di lombakan, seperti:
- Hardware Assembly Contest
- Hardware Troubleshooting Contest
- Networking Contest
- Graphic Design Contest
- Web Design Contest
- Mobile Application Contest
Selain mendapat penghargaan berupa Piala, Windroid 8G, Piagam, Exam voucher android & iOs developer with react native framework dari Ajang adu skill tersebut, keberhasilannya pun disambut dengan bangga oleh keluarga besar Yayasan Pondok Pesantren Sunan Drajat.
Perlombaan yang juga ditangani langsung oleh bapak Ilham Akbar Habibie (putra BJ. Habibie) berlangsung sangat intensif. Masing-masing peserta dituntut untuk menciptakan sebuah karya yang belum ada, dan bermanfaat untuk masyarakat. Perlombaan tersebut juga diadakan untuk menambah dan memperkenalkan IT pada masyarakat dan memunculkan kembali habibie-habibie muda agar terus berkarya untuk bangsa indonesia.
Sekilas cerita, sebelumnya Afal -panggilan akrabnya- tak begitu yakin akan mengikuti perlombaaan tersebut, bahkan satu hari sebelum keberangkatan ia pun belum mematangkan konsep aplikasi yang akan dibuat, ketika ada salah satu guru yang menanyakan perihal perlombaan padanya, “gimana sudah siap lombanya?”. Ia pun agak sedikit ragu dengan itu, tetapi dengan dukungan semangat juga motivasi dari sang guru, ia pun terus melangkah mengikuti perlombaan dengan keyakinan yang kuat.
Sesampainya di sana, Ia tak pernah berfikir untuk menciptakan aplikasi JurnalPortable. Bahkan awalnya ia memiliki hanya ide untuk membuat aplikasi jadwal pelajaran sederhana, tapi ia menambahkan sedikit gagasan baru dalam karyanya hingga jadilah JurnalPortable aplikasi yang dihadirkan untuk para tenaga pengajar agar tak usah repot-repot membawa jurnal dalam bentuk map besar, hal tersebut ternyata menarik minat juri untuk terus mengemabangkan karyanya sampai akhirnya terpilih menjadi juara 1.
Kurang lebih selama 7 hari ia mengikuti rangkaian acara baik dalam perlombaan dan luar perlombaan seperti workshop yang menambah wawasan para peserta lomba.
Ketika ditanyai bagaimana perasaan ketika mendapat juara 1 ia pun menjawab, “ senang tentunya, tapi yang lebih membahagiakan adalah ia bisa membawa nama sunan drajat dan memperkenalkannya ke ranah masyarakat bahwasanya santri sunan drajat juga bisa, Go Nasional dan membenarkan opini masyarakat kalau santri juga bisa mengusai IT.
Prestasinya ini membawa nama harum dan rasa bangga yang luar biasa bagi Pondok Pesantren Sunan Drajat di tingkat nasional dan khususnya bagi SMK Sunan Drajat Lamongan, Oleh karena itu ia mendapatkan sambutan yang meriah dari para santri terutama dari Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur selaku pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan atas keberhasilanya itu.
#S.A.N.T.R.I I.T.
#DARI SANTRI UNTUK NKRI!!.