Kebersihan hati seorang mukmin adalah salah satu hal yang penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan ajaran islam sangat mementingkan hal ini. Hati yang bersih akan memudahkan kita dalam menjalin ukhwah islamiyah. Salah satu cara memelihara jalinan ukhwah islamiyah adalah dengan berbaik sangka (ber-khusnuzhan) kepada saudara-saudara sesama muslim.
Berbaik sangka terhadap lingkungan adalah sebuah keharusan, karena dengan berbaik sangka akan membuka banyak pintu kebaikan. Begitupun sebaliknya jika kita banyak berburuk sangka maka akan masuk pada pintu keburukan yang akan menimbulkan seseorang akan mencari-cari kesalahan orang lain, ghibah, saling mendengki, dan mengurus kesalahan pihak lain.
- Jenis dan Hukuman Prasangka
Berikut ini adalah empat macam prasangka yang biasa terjati dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
- Prasangka yang diharamkan.
Prasangka yang diharamkan ada dua macam:
- Berprasangka buruk terhadap Allah.
- Berprasangka buruk terhadap kaum muslimin yang bersikap adil.
- Prasangka yang diperbolehkan.
Prasangka yang diperbolehkan adalah prasangka yang terlintas di dalam hati kaum muslim kepada saudaranya karena ada hal yang mencurigakan,
- Prasangka yang dianjurkan.
Prasangka yang dianjurkan ada berprasangka baik terhadap sesama muslim.
- Prasangka yang diperintahkan.
Prasangka dalam hal ibadah dan hukum yang belum ada nashnya. Dalam hal ibadah, kita cukup berdasarkan pada prasangka yang kuat, seperti menerima kesaksian dari saksi yang adil, mencari arah kiblat, menaksir kerusakan-kerusakan, dan denda pidana yang tidak ada nash yang menentukan jumlah dan kadarnya.
Rasulullah SAW. selalu mencontohkan kepada sahabatnya untuk berbaik sangka terhadap semua orang, bukan hanya kepada sesama kita wajib berprasangka baik, utamanya adalah kepada Allah swt. Berbaik sangka kepada allah adalah kenikmatan yang paling agung, sebagaimana yang dicontoh kan oleh Nabi Muhammad SAW. Husnuzhan nabi terhadap Allah swt. Tidak dapat dideskripsikan oleh siapapun.