Lima Malam Mustajabnya Do’a
Teks: Ahmad Zaki Alwy
Berdo’a merupakan ibadah, dengan berdo’a seorang hamba akan lebih dekat dengan Pencipta. Selain itu, do’a adalah perintah Allah Swt kepada hamba-hamba-Nya. Begitulah yang diinformasikan dalam Al-qur’an;
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِي سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ ٦٠
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan dari menyembah-Ku akan masuk ke neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Al-Ghofir: 60)
Perihal do’a, ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asakir dari Abi Umamah, Rasulullah Saw bersabda:
خَمْس لَيال لا ترد فيهن الدعوة: أول ليلة من رجب, و ليلة النصف من الشعبان, و ليلة الجمعة, وليلة الفطر, وليلة النحر[1]
“Ada lima malam do’a tidak akan ditolak ; malam pertama di bulan Rajab, malam nisfu Sya’ban, malam Jum’at, malam ‘Idul Fitri, dan malam ‘Idul Adha.
Wallahu A’lam.
________________________________
[1] Sayyid Ahmad Hasyimy Bik, Mukhtarul Ahadits An-nabawiyah