PPSD. Hiruk pikuk santri Sunan Drajat berlalu lalang. Mereka sibuk mempersiapkan datangnya tamu mulia. Beliau ialah KH. Ma’ruf Amin Rais Aam PBNU sekaligus ketua MUI. Beliau merupakan cicit dari Syeikh Nawawi Albantani, seorang ulama besar dengan karya monumentalnya yang masih digunakan di beberapa pesantren di Nusantara.
Kedatangannya di bumi damai pondok pesantren Sunan Drajat disambut hangat oleh pengasuh pesantren, Bapak KH. Abdul Ghofur. Dalam ramah tamahnya itu, pengasuh memaparkan tentang pondok pesantren Sunan Drajat. Salah satunya merupakan pesantren yang peninggalan Wali Songo (baca: Sunan Drajat) yang telah dibangun ratusan tahun silam. Meskipun sempat hilang dalam dunia percaturan, kini pesantren Sunan Drajat kembali eksis dengan kurang lebih 1200 jumlah santrinya, juga dengan ditopang banyaknya usaha dalam bentuk barang dan jasa. Seperti produksi AMDK Aidrat, garam Samudra, Kemiri Sunan, pembuatan pupuk dan masih banyak lagi.
Pada pukul 14.50 WIB diselenggarakan juga seminar dan dialog terbuka dengan tema “ Halaqoh Pengembangan Perekonomian Kerakyatan Berbasis Pondok Pesantren”. Tema tersebut membahas tentang masalah perekonomian rakyat yang masih butuh pengembangan juga kerja sama untuk memasarkan produk-produk pesantren Sunan Drajat ke Nasional.
Tujuan diadakanya acara ini adalah untuk mengembangkan dan menggerakkan perekonomian Nahdlatul Ulama di Kabupaten Lamongan. Dalam acara ini dihadiri oleh Rais Syuria, pengurus cabang NU se-Jawa Timur, pengurus MWCNU Lamongan, ketua lembaga maarif LESBUMI PCNU Lamongan, ketua lembaga Pertanian dan Lembaga Perekonomian cabang Kabuaten Lamongan dan beberapa pengurus lembaga tingkat Kabupaten Lamongan lainnya.
Rais Aam PBNU berharap agar pondok pesantren Sunan Drajat juga menjadi percontohan dalam bidang perekonomian bagi pesantren-pesantren se Indonesia. (RED)